Search This Blog

Tuesday, July 14, 2009

Pasar Potensial yang Belum Tergarap`` pakaian anak2``


 “Orangtua mana yang tak akan memberikan segalanya untuk anaknya?” tanya Carmanita kepada di acara peragaan busana kelulusan siswa tahun ketiga Sekolah Mode Esmod Jakarta, di Plaza Bapindo, (2/7).

Ya, kebanyakan orangtua pasti akan mengusahakan segala yang terbaik untuk anaknya, tak terkecuali urusan gaya. Dari sepatu karet dengan harga setinggi langit, hingga ke pernak-pernik putri dongeng yang tak kalah mahal dari tas tangan wanita bermerek. Tak punya uang? Tenang, kan ada versi "bajakannya" di pasar-pasar yang modelnya serupa, meski bahannya berbeda.

“Kita kan sekarang lagi di masa kesulitan orang buang duit. Tapi untuk anak, orangtua pasti akan bela-belain membeli yang terbaik. Buat saya, pasar untuk pakaian bayi hingga 4 tahun itu memungkinkan para desainer menciptakan baby line. Bahkan Dior dan Chanel saja menciptakan baby line. Kenapa? Karena mereka tahu itu adalah pasar emas. Orangtua pasti akan memberikan segalanya untuk anak-anak. Ini yang belum dilirik desainer-desainer baru,” jelas perancang yang juga menjadi kepala juri di peragaan busana kelulusan Esmod tersebut.

Tak bisa dipungkiri, pakaian anak-anak bisa menjadi target yang sangat sulit, tetapi bisa juga menjadi tambang emas. Mengapa? Karena ada berbagai hal yang mesti diperhatikan untuk pakaian anak. Misal, bahan yang digunakan harus mudah menyerap keringat, lembut, mudah dikenakan, tidak mudah rusak, mudah dibersihkan, warnanya menarik, dan lain sebagainya. Diperlukan sebuah imajinasi yang tinggi untuk bisa menampilkan pakaian yang akan disukai pemakai dan target pasarnya. Namun, ada kegairahan tersendiri dalam mendesain pakaian anak-anak. Seorang desainer bebas menumpahkan kreasi dan imajinasi seluas-luasnya untuk bisa menyentuh target pasarnya.

“Baju baby biasanya itu-itu aja, kita kan bisa buat desain yang bermacam-macam, tentu dengan bahan yang cocok untuk bayi. Perancang juga harus pintar-pintar jualannya. Misal, dengan memberikan aksesori pendukung. Seperti, bando, gelang, atau rok lucu, dan sebagainya. Pasar children’s wear di Indonesia justru banyak dipasok oleh produsen-produsen luar, seperti Korea, Taiwan, Venezuela, Turki. Bahannya enak, warnanya terkoordinasi,” terang Carmanita.  

Nampaknya potensi pasar ini ditangkap oleh Sekolah Mode Esmod, yang beberapa waktu lalu mengadakan peragaan busana tahunan karya siswa-siswi yang menginjak tahun ketiga. “Children’s wear sudah menjadi bagian dari majoring bagi anak-anak tahun ketiga Esmod sejak lima tahun belakangan ini. Karena kami melihat adanya perkembangan dan pasar di bidang ini,” ujar Mayadewi Hartanto, pimpinan Esmod Jakarta pada kesempatan yang sama. Ia mengajak para siswanya untuk membuka mata kepada pasar tersebut.

Makin sadar fashion-nya masyarakat Indonesia, makin ketat pula perjuangan untuk survive di bisnis ini. Para desainer harus jeli dalam menemukan celah untuk berkreasi dan menemukan jati diri agar produk-produknya memiliki ciri khas tersendiri dan spesifik. Seperti yang dilakukan oleh Up 2 U, sebuah lini pakaian anak di bawah PT Trimoda Uptodate, pemilik butik Up 2 Date, butik busana muslim wanita. Up 2 U merupakan lini khusus pakaian anak Muslim perempuan untuk usia 3-13 tahun.

“Up 2 Date adalah butik untuk wanita Muslim dewasa, kadang kami menyelipkan pakaian anak-anak di butik ini, dan ternyata responsnya sangat baik. Karena itu, kami memberanikan diri untuk membuka lini khusus anak-anak,” terang Tia Wigati, Business Development Up 2 U, pada acara launching Up 2 U, di Blitzmegaplex, (11/07).

Up 2 U menggarap pasar children’s wear ini dengan sangat serius. Untuk mendapatkan dan tepat sasaran, mereka mengundang beberapa anak berusia target sasaran mereka yang belajar di sekolah model untuk ikut dalam FGD (Focus Group Discussion). Inti diskusi ini adalah untuk mendapatkan insight dari anak-anak secara langsung. Di diskusi ini, anak-anak diajak untuk menuangkan pikiran dan inspirasi mereka seputar desain pakaian yang akan mereka sukai.

“Di launching ini, kami ingin anak-anak menjadi bintang fashion itu sendiri agar lebih fokus. Seluruh busana dirancang dalam material dan cutting yang nyaman, mengimbangi kegiatan anak-anak yang butuh keleluasaan bergerak. Dari sisi desain, kami menawarkan konsep sporty basic+,” pungkas Tia.

Pada koleksi yang spesifik untuk anak-anak Muslim perempuan ini, Anda akan menemukan bahwa keunikan dan kenyamanan menjadi perhatian utama koleksinya. Koleksi baju anak-anak yang colorful bisa disesuaikan dengan koleksi baju si ibu. Selain itu, aksesori juga menjadi poin plus koleksinya. Si kecil jadi bisa mandiri untuk memilih baju dan aksesorinya. Ia bisa kreatif untuk memilih sendiri dan mempadupadankan aksesori dan pakaiannya. Koleksi Up 2 U dijual dengan rentang harga Rp105.000,- – Rp235.000,-.

NAD/kompas

No comments: